Pesisir Selatan Kucurkan Rp2,7 Miliar Untuk Pendidikan Gratis TA 2021-2022
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat telah mengucurkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp2,7 miliar untuk
mensukseskan program pendidikan gratis pada semester pertama tahun
ajaran (TA) 2021-2022.
Bupati setempat Rusma Yul Anwar di Painan,
Kamis, menyampaikan dana ini digunakan untuk mensubsidi program
pendidikan dasar 12 tahun yang merupakan tanggung jawab negara, sesuai
tujuan kemerdekaan turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu,
pendidikan menjadi salah satu urusan wajib bagi pemerintah, baik pusat
maupun daerah.
Besaran dana bagi setiap sekolah berbeda,
tergantung jumlah murid. Tahun ini baru untuk jenjang SD-SMP, karena
SMA/SMK sudah menjadi kewenangan provinsi. Maka ke depan akan dicari
solusinya agar bisa dana hibah ke provinsi yang tidak menyalahi aturan.
Program pendidikan gratis di Pesisir Selatan dimulai pada tahun ajaran baru 2021-2022,
resmi diluncurkan Bupati Rusma Yul Anwar dan Wakil Bupati Rudi
Hariyansyah usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 5 Mei
2021 di Painan.
Kebijakan ini merupakan wujud komitmen bupati dan
wakil bupati dalam membangun kualitas sumber daya manusia sebagai arus
utama pembangunan jangka menengah daerah 2021-2026. Masyarakat tidak lagi sekedar subjek, tapi sekaligus sebagai objek.
Bupati
melanjutkan, tanpa sumber daya manusia berkualitas, mustahil daerah
bisa lepas dari persoalan klasiknya yang hingga kini masih terus
mendera, yakni tingkat kemiskinan dan tingginya angka pengangguran.
Pada
program pendidikan gratis di Pesisir Selatan, tidak ada lagi istilah
uang komite. Termasuk biaya lomba-lomba yang selama ini dimintakan ke
siswa, K2OSN diminta kepada siswa.
Bukan hanya pendidikan formal,
pemerintah kabupaten dalam menunaikan visi-misi peningkatan sumber daya
manusia juga akan menyubsidi pendidikan non-formal untuk monitoring dan
evaluasi.
Daerah mengalokasikan anggaran Rp1,5 juta untuk
masing-masing lembaga yang ikut melaksanakan kegiatan pendidikan
non-formal. Pembiayaan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
non-fisik Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).
"Muaranya adalah
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pendidikan bagian
pembentuknya, selain kesehatan dan pengeluaran per kapita," terang
bupati.
Berdasarkan Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) yang
dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Pesisir Selatan 69,90 atau 12 terendah dari 19
kabupaten/kota di Sumbar.
Pendidikan gratis adalah manifestasi dari misi ke-5 yang tertuang dalam visi-misi bupati-wakil bupati periode 2021-2024. Hal itu salah satu upaya meningkatkan kualitas generasi bangsa yang berakhlak dan beriman.
Bupati
menjelaskan, tagline pendidikan gratis di Pesisir Selatan adalah
Pendidikan Tangguh, Cerdas dan Berakhlak (Tacelak). Dalam Kamus
Minang-Indonesia, Tacelak berarti terlihat jelas atau memiliki daya
tarik.
Adapun makna Tangguh bermakna sukar dikalahkan, andal dan
berdaya saing. Tak hanya secara regional, tapi juga nasional dan
internasional. Sedangkan Cerdas berarti sempurna perkembangan akal
budinya untuk berfikir.
Tajam pemikirannya untuk berfikir dan
memilik nilai-nilai kreatifitas yang tinggi. Sedangkan berakhlak
bermakna memiliki budi pekerti yang luhur dan dengan dasar keimanan.
"Ini harus jadi cita-cita dan semangat kita bersama,” sebut bupati.
Tanpa
SDM berkualitas, mustahil bagi Pesisir Selatan untuk bisa melepaskan
dari persoalan klasiknya yang hingga kini terus mendera seperti
tingginya kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka.
Pada 2022,
pemerintah kabupaten dalam RAPBD mengalokasikan subsidi pendidikan Rp54
miliar. Sedangkan untuk 2021 hanya satu semester, karena dimulai Juli
atau pertengahan tahun anggaran.
“Kami tidak ingin lagi mendengar
adanya anak-anak kita yang putus sekolah, karena tidak ada biaya. Kami
tegaskan juga pada sekolah yang jadi kewenangan kabupaten, jangan
coba-coba lakukan pungli,” tegas bupati.
Pemerintah kabupaten
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menargetkan IPM
71,68, dengan skor usia harapan hidup 71,92 sebagai indikator
pembentuk.
Rata-rata lama sekolah 8,43, harapan lama sekolah 13,47. Pengeluaran per kapita Rp10.282.000 setahun. "Di 2020 IPM turun karena pengeluaran per kapita, dari kisaran Rp10 juta di 2019, menjadi Rp9.212.000," tutup bupati.
Sumber : antarasumbar.com
No comments