Tim penyelamat evakuasi delapan pelajar terperangkap arus di Ngarai Sianok
Tim penyelamat dari BPBD, KBLK, Tagana, PMI
dan Satpol-PP Kota Bukittinggi berhasil melakukan evakuasi terhadap
delapan warga yang terperangkap arus sungai di Ngarai Sianok. Delapan
warga yang berstatus pelajar itu berhasil dievakuasi hingga Minggu dini
hari pukul 02.00 WIB karena terjebak arus Sungai Patamuan yang deras
ketika seluruh korban hendak pulang setelah berusaha mencari bunga
Raflesia di sekitar Ngarai Sianok.
"Mereka awalnya pergi mandi-mandi bersama rombongan yang berjumlah 21 orang dan berangkat Sabtu pagi, namun setelah 13 orang kembali pulang, delapan anak ini masih ingin mencari Raflesia hingga akhirnya terjebak arus sungai," kata Anggota BPBD Bukittinggi Reynaldo di Bukittinggi.
Para korban yang berasal dari Kelurahan Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan itu tidak dapat kembali pulang dan menghubungi rekannya yang sudah sampai di rumah. Awalnya masyarakat sekitar yang mengetahui informasi ini pertama kali segera berupaya menyelamatkan korban tapi karena terkendala cuaca dan jalan terjal hingga menghubungi tim penyelamat.
Tim gabungan berhasil menemukan korban di sungai Patamuan Ngarai Sianok Panorama Baru dan langsung dievakuasi melalui taman wisata Kebun Salak, Ngarai Lumpuah Panorama Baru. Jalan menuju lokasi mereka terperangkap licin dan terjal, butuh waktu dan peralatan yang cukup untuk sampai ke lokasi dan membawa korban ke lokasi aman.
Selain tim gabungan penyelamat, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar juga tampak dalam proses evakuasi korban.
"Beberapa korban dengan usia dibawah umur harus ditandu oleh tim karena fisiknya mulai lemah dan kedinginan, Pak Wali turut hadir memberikan membantu proses evakuasi, beruntung mereka semua terselamatkan," kata dia.
Diketahui, delapan anak yang sempat terjebak dan berhasil diselamatkan bernama Zaki (15), Gani (15), Abdul (20), Fajar (20), Agung (16), Raja (14), Pajri (14) dan Rahit (16).
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kota Bukittinggi dan Kadis Sat Pol PP memberikan saran dan arahan dalam proses evakuasi.
Sumber : antarasumbar.com
"Mereka awalnya pergi mandi-mandi bersama rombongan yang berjumlah 21 orang dan berangkat Sabtu pagi, namun setelah 13 orang kembali pulang, delapan anak ini masih ingin mencari Raflesia hingga akhirnya terjebak arus sungai," kata Anggota BPBD Bukittinggi Reynaldo di Bukittinggi.
Para korban yang berasal dari Kelurahan Pintu Kabun, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan itu tidak dapat kembali pulang dan menghubungi rekannya yang sudah sampai di rumah. Awalnya masyarakat sekitar yang mengetahui informasi ini pertama kali segera berupaya menyelamatkan korban tapi karena terkendala cuaca dan jalan terjal hingga menghubungi tim penyelamat.
Tim gabungan berhasil menemukan korban di sungai Patamuan Ngarai Sianok Panorama Baru dan langsung dievakuasi melalui taman wisata Kebun Salak, Ngarai Lumpuah Panorama Baru. Jalan menuju lokasi mereka terperangkap licin dan terjal, butuh waktu dan peralatan yang cukup untuk sampai ke lokasi dan membawa korban ke lokasi aman.
Selain tim gabungan penyelamat, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar juga tampak dalam proses evakuasi korban.
"Beberapa korban dengan usia dibawah umur harus ditandu oleh tim karena fisiknya mulai lemah dan kedinginan, Pak Wali turut hadir memberikan membantu proses evakuasi, beruntung mereka semua terselamatkan," kata dia.
Diketahui, delapan anak yang sempat terjebak dan berhasil diselamatkan bernama Zaki (15), Gani (15), Abdul (20), Fajar (20), Agung (16), Raja (14), Pajri (14) dan Rahit (16).
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kota Bukittinggi dan Kadis Sat Pol PP memberikan saran dan arahan dalam proses evakuasi.
Sumber : antarasumbar.com
No comments