6 Bahaya yang Muncul jika Anak Sering Makan Mie Instan
Sebaiknya, jangan biarkan anak sering makan mie instan ya, Bu. Pasalnya, bahan-bahan yang terdapat pada makanan tersebut tidak aman untuk kesehatan si Kecil. Apa saja bahaya makan mie instan yang sebaiknya ibu waspadai? Yuk simak penjelasan berikut.
Bahaya sering makan mie instan untuk anak
Selain mudah didapat, mudah disajikan, dan rasanya enak, mie instan menjadi salah satu jenis makanan yang dikonsumsi banyak orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Namun, perlu ibu waspadai beberapa bahaya yang berisiko muncul jika anak sering makan mie instan, di antaranya sebagai berikut.
1. Meningkatkan risiko penyakit jantung di usia muda
Mie instan dan makanan instan lain biasanya tinggi akan lemak, terutama lemak jenuh. Lemak pada makanan berfungsi untuk memberi rasa dan tekstur. Sebenarnya anak membutuhkan lemak untuk membentuk jaringan saraf serta hormon, juga sebagai cadangan energi. Namun, jika jumlahnya berlebihan akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Selain itu, kandungan lemak pada mie instan termasuk jenis lemak jenuh. Akibatnya jika anak sering makan mie instan, kadar kolesterol jahat (low density lipoprotein) dalam tubuhnya akan meningkat.
Perlu ibu ketahui bahwa anak-anak juga memungkinkan memiliki kolesterol tinggi. Jika ini dibiarkan menumpuk, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari. Penumpukan kolesterol ini tidak terjadi dalam waktu singkat. Jika sejak kecil anak sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi, bukan tidak mungkin serangan jantung dan penyakit stroke dapat ia alami pada usia muda.
2. Memicu kenaikan berat badan
Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, asupan lemak berlebih akibat anak terlalu sering makan mie instan dapat menyebabkan kenaikan berat badan bahkan obesitas pada anak. Pasalnya, mie instan biasanya memiliki kandungan kalori yang tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering, kalori berlebih ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi dalam mie instan juga dapat meningkatkan asupan kalori secara cepat dan menyebabkan penambahan berat badan.
Selain itu, mie instan biasanya terbuat dari tepung terigu yang merupakan karbohidrat sederhana. Karbohidrat sederhana mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, sehingga cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, yang kemudian bisa menyebabkan penumpukan lemak.
Bukan hanya itu, kandungan garam yang tinggi dalam mie instan dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh, yang bisa memberikan efek tambahan pada berat badan.
3. Berisiko hipertensi pada anak
Seperti yang telah disebutkan di atas, mie instan memiliki kadar garam yang relatif tinggi. Untuk mencari tahu, cobalah Anda periksa berapa persen kadar natrium atau sodium yang terdapat pada satu bungkus mie instan.
Jika jumlahnya sudah cukup besar untuk orang dewasa, bagi anak bisa jadi sudah melebihi kebutuhan natrium dan sodium dalam sehari. Inilah yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi bila anak sering makan mie instan.
Ibu perlu pahami bahwa hipertensi pada anak mungkin terjadi. Bahkan menurut Center for Disease Control and Prevention, 1 dari 6 anak yang berusia 8 hingga 17 tahun memiliki tekanan darah yang tinggi. Meskipun efeknya tidak segera terlihat, tekanan darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari. Oleh karena itu, konsumsi garam berlebih sebaiknya sudah dihindari sejak kecil.
4. Diduga menjadi penyebab anak lebih hiperaktif
Makanan instan merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung berbagai macam zat aditif mulai dari pengawet hingga pewarna buatan.
Benjamin Feingold adalah dokter ahli alergi yang pertama kali mengemukakan bahwa zat pewarna dan pengawet makanan berisiko pada perilaku anak. Penelitian terhadap 300 jenis zat aditif tersebut menunjukkan hasil bahwa pewarna dan pengawet makanan berhubungan dengan gangguan hiperaktif dan gangguan perilaku pada anak seperti ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder).
Penelitian yang dicantumkan dalam buku berjudul Why Your Child Is Hyperactive yang terbit di New York pada tahun 1975 ini terus dijadikan rujukan oleh para ahli hingga saat ini. Meski begitu, hubungan antara zat aditif dengan kejadian hiperaktif pada anak masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Ini karena masih terdapat berbagai perbedaan pendapat di kalangan para ahli.
5. Menyebabkan anak kekurangan gizi
Anak-anak membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Sayangnya, mie instan umumnya rendah akan kandungan nutrisi penting, seperti protein, serat, vitamin, dan mineral. Sebaliknya, mie instan sering kali mengandung kalori kosong, yang berarti makanan ini bisa memberikan energi tetapi tidak banyak nutrisi yang berguna. Hal ini bisa menyebabkan anak merasa kenyang tanpa mendapatkan gizi yang dibutuhkan tubuh mereka.
Jadi, terlalu sering mengonsumsi mie instan dapat mengganggu pola makan sehat anak dan berisiko menimbulkan kekurangan gizi, karena ia lebih memilih makanan cepat saji ketimbang makanan sehat.
6. Meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya
Bukan hanya menyebabkan masalah bagi tubuh, obesitas pada anak akibat mengonsumsi mie instan terlalu sering juga dapat menyebabkan masalah psikologis. Beberapa contohnya seperti anak kurang percaya diri dan cenderung menjadi sasaran bully di antara teman-temannya.
Selain itu, melansir Orthoinfo, kelebihan berat badan di usia muda berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti:
- meningkatkan risiko diabetes tipe 2,
- ketidakseimbangan hormonal,
- gangguan pertumbuhan tulang,
- penyakit pada sendi,
- berisiko penyakit pada paru-paru,
- berisiko penyakit jantung,
- gangguan tidur, dan
- sindrom metabolik
No comments